Buah Pinus |
Hay selamat datang di Destinasi Kita, gimana kondisi kawan-kawan setelah lebih dari 12 bulan menjalani hari dengan gangguan corona?
Bagaimana perjalanan bulan peratama di 2021 ini?
Inget ga sih tahun sebelumnya di awal 2020, saat isu virus corona ini mulai datang namun kita seakan tidak memperdulikan dan menganggapnya biasa saja, bahkan banyak para youtuber yang membuat prank sampah seolah-olah dia terjangkit, atau orang-orang yang memborong handsanitier serta masker.
Sekarang di bulan pertama di 2021 ini ternyata bumi masih belum pulih kawan, kita masih harus menjaga konsistensi penerapan protokol kesehatan di keseharian kita, salain itu juga semesta seakan masih ingin menguji kesabaran dengan, jatuhnya pesawat, banjir dan lonsor yang menjadi bagian di awal tahun ini, semoga kuat ya?
Eh, harus kuat dong!!!!
Oh iya kawan, hari ini tanggal 17 Januari 2021 aku lagi ada di Curug Nangka nih, artikel ini pun aku tulis di Curug Nangka, diatas batu sembari mendengarkan riak air yang mengalir di depan aku, dan ini adalah kunjungan akuyang ke 3 kalinnya disini, hahaaa
Curug Nangka ini punya beberapa air terjun yang cukup apik, tergolong kedalam objek wisata yang lumayan komersil dengan berbagai fasilitas nya ada, sehingga membuat Curug Nangka ini menjadi rame, tapi ya lumayan okelah untuk menghilangkan kepenatan sejenak.
Maafkan tulisan ini yang kurang lengkap seperti hidupmu tanpa dia |
Aku berangkat ke Curug Nangka dari tempat tinggal aku di Kramat jati dengan sepeda motor, mulai berangat jam tujuh pagi dan sampe sini jam 10 kurang (sorry aku lupa tepatnya jam berapa, hahaaa) rute yang aku lalui itu melalui jalan Raya Bogor yang memang cukup rame, oh iya fun fact nya aku kesini hanya karena sehari sebelumnya itu aku gabut ga ngapa-ngapain.
Anyway di artikel ini aku mau ngasih review ala aku di tempat ini kawan, yah setidaknya apa yang aku lihat disini dari beberapa kali kunjungan.
Aku akan membagi review ini menjagi 3 bagian yaitu, biaya, area hutan pinus, dan area curug, karena secara keseluruhan menurut aku 3 hal itu adalah apa yang perlu kawan-kawan ketahui ditempat ini.
So, untuk yang pertama mari kita mulai dengan Biaya.
Beberapa tahun yang lalu, aku sempat ke Curug Nangka ini dengan menggunakan kendaraan umum, dimulai dengan naik kereta dari Jakarta menuju Bogor, yang kemudian dilanjutin lagi dengan angkot, lalu terakhir dengan menggunakan ojek, estimasi biayanya bisa kawan2 lihat di artikel yang pernah aku tulis sebelumnya disini.
Namun, untuk perjalanan kali ini, aku tempuh dengan menggunakan kendaraan sendiri, aku menghabiskan uang tidak lebih dari 80K aja.
Aku mulai dengan tiket masuk, kita akan di minta untuk membayar tiket masuk dengan total biaya sebesar Rp. 24.500,- rinciannya adalah :
1. Rp. 7.500 untuk biaya karcis masuk
2. Rp. 7.500 untuk biaya jasa informasi pariwisata
3. Rp. 7.500 untuk biaya karcis masuk kendaraan
4. Rp. 2.000 untuk biaya Asuransi diri
Perkarcis-karcisan |
Setelah itu aku juga diminta untuk membayar jasa parkir motor sebsar 7k, biaya ini berlaku untuk seharian, jadi kalo kawan-kawan stay di Curug Nangka lebih dari 5 jam juga tetap segitu, mungkin akan ada biaya tambahan kalo ngecamp, tapi masalahnya perihal ini belum aku tanya, yah karena aku juga ga berminat ngecamp disini.
Di Curug Nangka ini juga tersedia banyak area toilet, kawan-kawan ga perlu kawatir kalo kebelet disini, kita bisa temukan toilet dibeberapa titik dan untuk biayanya itu sebesar 3k, so lu mau ngapain aja didalam sana bayarnya tetep sama, only 3k.
Untuk makan juga harga nya masih masuk akal, ga terlalu mahal karena memang di sini juga banyak kantin, ya secara harga mereka bersainglah.
Ada juga penyewaan tenda kalo kawan-kawan tertarik untuk camp tapi malas membawa tenda sendiri, lalu penyewaan tikar, ban dan bahkan hamock juga ada, tapi sekali lagi maaf aku ga tanyain itu semua karena memang ga tertarik juga.
Aku saranin banget lu bawa bekel alias bontot sih enaknya, karena area Curug Nangka ini tuh pas dan asik banget buat pinik, lu bisa bnget aja keluarga lu kesini, tempat ini ramah juga buat anak-anak kok.
Oh iya, untuk bensin itu aku isi pertamax full 30k, bolak balik dari Bogor ke Jakarta masih bersisa.
Hutan Pinus
Ini merupakan area yang bakal lu temuin di awal masuk, mulai dari pintu gerbang tempat pembelian tiket sampai dengan area awal di seputaran Curug Nangka.
Pas pertama kali sampai di area Curug Nangka deretan pohon pinus nan cantik seakan menyabut dan memanjakan mata lu, ga kalah dengan hutan pinus yang ada di Yogyakarta sana.
Adem tenan lurr, suerr deh |
Pohon-pohon pinus yang ada di sekitaran area awal Curug Nangka banyak banget terpasang hamock yang bisa lu sewa buat tiuran atau sekedar foto-foto santuy, bayangin deh lu bisa santai-santai disana sambil tiduran memandang awan dan dedaunan pohon pinus sembari menikmati deruan tipis angin sejuk, asik banget woooooyyyy.
Ada beberapa orang juga yang mendirikan tenda di sekitaran pohon-pohon pinus ini, dan kalo lu mulai naik dikit ke atas, lu juga bakalan nemuin banyak keluarga yang lagi piknik disana.
Uasikk Iki rekk |
Dulu waktu pertama kali aku ketempat ini tuh sebenarnya area pohon pinus ini ada banyak monyet yang main-main disana sehingga kita mesti jaga baik-baik barang bawaan, tapi hari ini monyet-monyet itu udah ga ada disini, mereka udah mulai hijrah keatasan dikit.
Area Curug
Oke, sebelum kita bahas lebih jauh tentang ini, silahkan lihat gambar denah di bawa ini dulu.
Denah Curug Nangka, biar lu kaga nyasar ke rumah mantan |
Yup, disini sebenernya ada tiga curug, yaitu Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung, terus kenapa yang terkenalnya Curug Nangka?
Baiklah berikut penjelasan ngasal aku, yang pertama mungkin karena Curug Nangka itu yang paling deket jarak tempuhnya di banding curug yang lain, yang kedua karena kayaknya ga mungkin kalo branding ditulis nama ketiga curug tersebut (objek wisata curug nangka, curug daun, curug kawung = kepanjangan ga sih :D)
Well, mari kita lupakan tentang penamaan dan branding tersebut, mari kita balik ke substansi awal tentang review me review.
………………………….
Curug Nangka, merupakan curug yang pertama bisa kawan-kawan kunjungi disini, ada 2 jalan masuk ke curug ini, yaitu menelusuri sungai dengan melewati bebatuan atau dengan turun langsung dari pinggir curug.
Dari ke dua cara ini, sebenernya kawan-kawan bebas untuk memilih, tapi aku mau kasih saran aja buat lu yang rada kurang hati-hati dan takut ketinggian, mending lu susurin sungai aja dah, ga jauh juga soalnya. karena jalan yang ada di pinggir curug itu lumayan terjal dan licin, cukup beresiko untuk lu yang takut tinggi dan kurang hat-hati.
Ngopi lur, biar ga sedih-sedih amat lihat yang lain sama pasangan |
Curug Daun, ini adalah curug yang paling rame didatengin orang-orang, karena rute kesini juga tidak perlu terlalu untuk trecking, dan juga curug nya tidak terlalu tinggi, serta memiliki area yang luas sehingga banyak dijadikan orang-orang untuk mandi dan berenang.
Di dekat curug ini juga terdapat beberapa kantin yang ,menyewakan ban serta makanan, menurut aku sih pas lah untuk anak-anak, karna bakal mempermudah orang tua untuk mengawasinya.
Nyebur woy nyebur |
Curug ini juga tidak memiliki arus air yang deras, membuatnya terasa lebih aman jika berkunjung dan atau sekedar ingin main air saja.
Curug Kawung.
Curug ini merupakan hulu dari 2 curug lainnya, karena kebetulan aku sering nanjak dan tracking, bagi aku sih perjalanann ke curug yang satu ini ga bikin capek, tapi kalo lu tipe yang ga biasa tracking serta jarang olah raga juga, ya lumayanlah.
Awas Tengko dengkulmu rek |
Karena berada di paling atas, curug ini juga terkesan lebih bersih, wort it banget kalo lu mau ketempat ini karena banyak batu-batu besar gitu yang bisa buat lu pake sambil santai dengan segelas kopi sembari melihat jatuhnya air yang menghantam bumi.
Dan yah, aku juga menulis setengah dari artikel ini di salah satu batu di Curug Kawung ini, karena kebetulan sepi pengunjung sehingga bisa leluasa gitu.
Well yup, itu dia tadi beberapa review ala ala dari aku terkait tempat ini, kalo lu mau ketempat ini, aku rekomendasiin jangan di hari libur deh ya, biar ga terlalu ramai.
So, prepare terus berangkat gih.
Comments
Post a Comment