Salah satu hal yang aku nikmati ketika melakukan perjalanan adalah proses berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan begitu aku bisa bertemu dengan orang baru serta mendapatkan berbagai cerita atau pengalaman baru yang juga dibarengin dengan mendapatkan teman baru.
Sebagian orang disaat travelling mungkin selalu ingin cepat sampai ketujuan destinasi yang sudah direncanain, tapi aku justru agak sedikit berbeda, yah semua orang punya caranya sendiri menikmati perjalanan.
Setelah sebelumnya aku melakukan perjalanan dari Bengkulu menuju ke Palembang yang cukup melelahkan pada tanggal 21 Januari 2022, dan bermalam satu hari di Palembang, aku lalu melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta.
Lo bisa baca perjalananan akusebelumnya disini.
Aku berangkat dari hotel tempat aku bermalam di Palembang, sekitar pukul 07.00 WIB menggunakan Ojol menuju ke Stasiun Kertapati Palembang, aku udah pesan tiket jauh-jauh hari untuk menuju ke Lampung dengan Kereta Api relasi Stasiun Kertapati Palembang ke Stasiun Tanjung Karang Lampung.
Stasiun Tanjung Karang ini adalah stasiun yang paling dekat dengan pelabuhan Bakauheni, hanya sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan darat saja tergantung rute yang dilalui, apakah melewati Tol atau tidak.
Aku sampai di Stasiun Tanjung Karang sekitar jam setengah 6 sore, karena bernagkat dari Stasiun Kertapati itu jam setengah 9, dan waktu tempuh kereta api relasi Kertapati Palembang dan Tanjung Karang Lampung adalah 9 jam.
Awalanya aku punya rencanan untuk bener-bener melakukan perjalanan dengan sistem ngeteng, jadi setelah turun dari kereta aku lanjut naik bis ke pelabuhan, tersu nyeberang sendiri dari Bakauheni ke Merak, habis itu lanjut naik kereta lokal Merak ke Rangkas, kemudian naik lagi kereta lokal Rangkas ke Tanah Abang, lalu Tanah Abang ke Senen, dan berangkat ke Surabaya dari Stasiun Senen.
Tapi, semua rencanan aku itu buyar, alasannya sederhana karena aku udah memesan tiket kereta api dari Jakarta menuju Surabaya, jam 11.00 WIB ditanggal 22 januari 2022.
Jadi gini, karena aku sampai ke Stasiun Tanjung Karang udah mula malem dengan asumsi perjalanan dari Tanjung Karang ke Bakauheni 2 jam, lalu penyebrangan dari Bakauheni ke Lampung 2 hingga 3 jam, maka aku ga akan sempat ngejar kereta terakhir dari Merak ke Rangkas yang berangkat jam 21.00 WIB, sedangkan kalo aku lakukan perjalanan itu besoknya ditanggal 22 Januari, aku takut ga keburu sampai di Senen, dan tiketnya bakalan hangus, so yang aku lakukan adalah dari Stasiun Tanjung Karang akhirnya aku naik Damri langsung ke Stasiun Gambir dan melanjutkan perjalanan dengan ojol ke Stasiun Senen.
Baca Juga : Rincian Biaya Backpackeran dari Bengkulu ke Labuan Bajo
Agak kesel memang karena ga sesuai dengan perencanaan, tapi itulah seru nya backpackeran banyak hal tidak terduka yang bisa terjadi, dan memaksa diri untuk mempertimbangkan semuanya dengan cepat dan mengambil keputusan yang paling tepat.
Tiba di Jakarta
Aku akhirnya berangkat dari Stasiun Tanjung Karang dengan Damri itu jam 21.00 WIB, ini merupakan bis Damri terakhir, lalu sampai di Stasiun Gambir jam 03.00 WIB di tanggal 22 januari, sedangkan kereta dari senen ke surabaya berangkat jam 11.00 WIB, jadi dari jam 03.00 hingga jam 11.00 yang artinya aku harus menunggu selama 8 jam, mantep banget.
Dari pada gabut ga jelas di Gambir, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan ke Istiqlal, karena memang ga jauh kan Gambir ke Istiqlal, di Masjid yang gede banget ini akhirnya aku istirahat hingga pagi.
Sekitar jam 7 pagi, aku kemudian berngkat dari Istiqlal menuju ke Stasiun Senen, dan menunggu kereta yang akan membawa aku ke Surabaya disana sambil melihat orang yang lalu lalang, orang yang berpisah dengan kerabatnya sambil dibarengi mata yang berkaca-kaca, orang yang melangkah menuju stasiun dengan kelihatan bahagia, bahkan orang yang terlihat kebingungan, hingga akhirnya waktu breangkta aku pun tiba.
Jika sebelumnya aku melakukan perjalanan dengan kereta dengan waktu 6 hingga 8 jam, diperjalananan aku ke surabaya ini aku menemluh waktu selama 12 jam, dari jam 11 siang hingga jam 11 malam.
Untungnya di Surabaya, aku di jemput sama temen yang tinggal di Gersik dan membawa aku kerumahnya untuk beristirahat, tengkiu Kiki.
Comments
Post a Comment