Hay selamat datang di Destinasi Kita, di artikel kali ini aku mau ceritain pengalaman seru pas aku main ke salah satu air terjun yang keren banget.
Namanya air terjun Batu Betiang, air terjun ini terletak di Dusun Belok Batu Betiang, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Di sebut Batu Betiang, karena dinding-dinding yang ada di sekitaran air terjun ini berbentuk balok-balok seperti tiang-tiang batu yang terjadi secara alami.
Bentuk susunan batu yang ada di sekitaran Air terjun ini menjadi pembeda dengan air terjun lainnya. Kalo kawan-kawan coba perhatikan beberapa foto yang berhasil aku abadiin di air terjun ini, susunan dinding-dinding yang ada itu terlihat rapi banget, yah memang ga semuanya sama tinggi sih, tapi itulah yang membuatnya jadi eksotis menurut aku.
Air terjun ini punya aliran yang cukup deras, memiliki diameter kolam sekitar kurang lebih 20 meter dengan ketinggian air terjun yang hanya sekitar 5 hingga 10 meteran saja. Air terjun ini sangat jernih, bahkan aku sama temen-temen yang kesini itu nyeduh susu jahe langsung dari air nya.
Untuk kedalamannya aku kaga tau dah, ga aku ukur cuy, ya kali aku nyelam bawa meteran kan yak. 😀
Air terjun Batu Betiang ini dikelilingin pepohonan diatas dinding-dindingnya, masih alami banget, dan yang paling aku suka itu gada sampah-sampah yang berserakan, ya wajar sih karena untuk sampe ke air terjun ini tuh membutuhkan sekitar 1-1,5 jam jalalan kaki dari tempat terakhir memarkirkan kendaraan dengan melewati hutan dan perkebunan warga serta sesekali bebatuan sungai yang lumayan licin, yah ini semua semacam alat seleksi untuk orang-orang yang mau datang lah. Hahaa
Perjalanan ke air terjun Batu betiang ini memiliki beberapa pengalaman yang cukup seru untuk aku coba bagiin ke kawan-kawan, mulai dari salah waktu, salah jalan, dan salah kostum.
Mari kita mulai dengan salah waktu atau waktu yang salah, iya salah sama kayak pertemuan lu ama dia. Hahahaaa
Jadi sebenarnya perjalanan ke air terjun Batu Betiang inituh ga di rencanakan dengan mateng, aku bahkan sama sekali ga tau medan apa yang bakal aku laluin dan sejauh apa itu air terjun dari rumah, semuanya dimulai saat tetiba salah satu temen aku, namanya Fahmi (sudah menikah) nelpon aku sekitaran jam 12an siang buat ngajakin ke air terjun ini, karena aku gada kerjaan juga dirumah ya aku oke-in tanpa tau dulu sama objek tujuannya.
Menurut dia sih awalnya ketika ngasih informasi ke aku itu bahwa air terjun nya ga jauh, ga sampe 20 menitan udah sampai, namun ternyata sodara-sodara, 2 jam total perjalanan untuk sampe ketempat parkiran (karena salah jalan) dan satu 1 jam jalan kaki dari parkiran dengan melewati perkebunan, hutan serta bebatuan licin.
Berdasarkan itu semua, maka total keseluruhan yang kami butuhkan untuk sampai ke tujuan adalah 3 jam, sedangkan kami mulai berangkat itu jam 1, dan sampai kesana jam 4 lewat, alhasil kami hanya menikmati suasana disana tidak lebih dari 1 jam saudara-saudara, sungguh luar biasa sekali.
Kalo kebetulan kawan-kawan yang membaca artikel ini tertarik untuk mengunjungi air terjun Batu Betiang, aku nyaranin banget untuk elo jangan percaya sama maps. JANGAN !!!!!
Jadi gini, kalo cari di maps, maka kita akan di arahkan untuk masuk menggunakan jalur yang baru saja di buat sama pemerintah (gapuranya doang sih ama jalannya separo yang dibuat), nah dari pusat kota Curup, Kab Rejang lebong itu memang hanya sekitar 20 menitan berkendara ke arah Kab. Lebong untuk kemudian sampe ke titik gapura ini, namun dari gapura ini untuk sampe ke tempat parkiran akhir itu memerlukan waktu 2 jam dengan jalanan yang rusak walaupun banyak bonus pemandangannya.
Saran aku kalo kawan-kawan udah sampai ke gapura tersebut (arah dari Curup ke Lebong) sebaiknya teman-teman maju lagi sampai ketemu gapura balai benih ikan (bibit) babakan baru di sebelah kiri jalan, nah pas banget di seberangnya gapura tersebut kawan-kawan akan menemukan jalan yang bagus banget udah di aspal yang bisa membawa kawan-kawan ke perkiran akhir air terjun Batu Betiang, jaraknya hanya 15 menit dari sana dengan jalanan yang cakep parah kaya dia yang udah jadi mantan.
Berikutnya, aku nyaranin banget elu untuk menggunakan sendal gunung atau sepatu gunung dah, atau minimal sepatu deh, karena jalanannya cukup jauh, sesekali melewati jalanan yang berlumpur yang juga menjadi akses para petani sekitar keluar masuk ladang pertaniannya, pas udah mau sampe juga mesti melewati bebatuan yang cukup licin dan lumayan berbahaya.
Aku kebetulan karena kurang nya informasi yang aku dapetin, hanya menggunakan sendal rumahan, dan lu tau apa yang terjadi ? aku nyeker sepanjang jalan, alhasil sakit semua kaki aku woyyyyyy !!
Tapi secara keseluruhan, air terjun ini aku rekomendasiin banget buat elu yang tertarik berkunjung kawan-kawan.
So, selagi belum terlalu banyak yang kesana, berangkat gih 😀
