Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO, merupakan mahakarya arsitektur dan spiritual yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Sejarah pembangunan Candi Borobudur menyimpan banyak misteri dan keunikan yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah pembangunan Candi Borobudur, mulai dari latar belakang, proses konstruksi, hingga makna filosofisnya.
Latar Belakang Sejarah Candi Borobudur
Asal Usul Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Dinasti ini dikenal sebagai penguasa yang menganut agama Buddha Mahayana. Sejarah pembangunan Candi Borobudur tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama Buddha di Jawa pada masa itu. Candi ini didirikan sebagai tempat pemujaan dan meditasi bagi umat Buddha.
Lokasi Strategis Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di antara dua gunung, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, serta berada di dekat Sungai Progo. Lokasi ini dipilih karena dianggap sakral dan memiliki nilai spiritual yang tinggi. Selain itu, tanah subur di sekitar candi memudahkan penyediaan bahan bangunan dan kebutuhan hidup para pekerja.
Proses Pembangunan Candi Borobudur

Teknik Konstruksi yang Canggih
Sejarah pembangunan Candi Borobudur menunjukkan bahwa candi ini dibangun menggunakan teknik yang sangat canggih untuk zamannya. Candi ini terdiri dari sembilan platform berbentuk bujur sangkar dan melingkar, dengan stupa utama di puncaknya. Batu-batu andesit yang digunakan disusun tanpa perekat, hanya mengandalkan sistem interlock (saling mengunci) yang presisi.
Peran Tenaga Kerja dan Arsitek
Pembangunan Candi Borobudur melibatkan ribuan pekerja, termasuk tukang batu, seniman, dan arsitek. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang siapa arsitek utamanya, banyak ahli percaya bahwa pembangunan candi ini dipimpin oleh seorang arsitek berbakat yang memahami filosofi Buddha dan teknik konstruksi yang rumit.
Waktu Pembangunan yang Lama
Proses pembangunan Candi Borobudur memakan waktu puluhan tahun, bahkan mungkin mencapai satu abad. Hal ini disebabkan oleh skala proyek yang besar dan tingkat detail yang tinggi pada setiap relief dan patung yang menghiasi candi.
Makna Filosofis Candi Borobudur
Simbol Perjalanan Spiritual
Candi Borobudur dirancang sebagai representasi perjalanan spiritual menuju pencerahan. Tiga tingkatan candi, yaitu Kamadhatu (dunia hasrat), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk), mencerminkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai Nirwana.
Relief yang Sarat Makna
Dinding Candi Borobudur dihiasi dengan lebih dari 2.600 relief yang menceritakan kisah kehidupan Buddha, ajaran moral, dan kisah-kisah Jataka. Relief ini tidak hanya memiliki nilai artistik tinggi tetapi juga berfungsi sebagai media pembelajaran bagi umat Buddha.
Stupa dan Patung Buddha
Candi Borobudur memiliki 504 patung Buddha dan 72 stupa berlubang yang melambangkan kebijaksanaan dan pencerahan. Setiap stupa dan patung memiliki makna tersendiri dalam konteks ajaran Buddha.
Misteri dan Penemuan Kembali Candi Borobudur
Penyebab Ditinggalkannya Candi Borobudur
Setelah berabad-abad digunakan, Candi Borobudur tiba-tiba ditinggalkan. Beberapa teori menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh pergeseran kekuasaan ke Jawa Timur dan meletusnya Gunung Merapi yang mengubur candi dalam abu vulkanik.
Penemuan Kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles
Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Jawa. Ia memerintahkan pembersihan dan penggalian situs ini, yang kemudian mengungkap keagungan candi yang sempat terlupakan.
Restorasi Besar-besaran
Pada abad ke-20, Candi Borobudur mengalami beberapa kali restorasi besar, terutama yang dipimpin oleh UNESCO pada tahun 1970-an. Restorasi ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan candi dan melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
Candi Borobudur Sebagai Warisan Dunia

Pengakuan UNESCO
Pada tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan popularitas candi tetapi juga mendorong upaya pelestarian dan penelitian lebih lanjut.
Daya Tarik Wisata
Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Selain nilai sejarahnya, candi ini juga menawarkan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan.
Upaya Pelestarian
Pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi internasional terus berupaya melestarikan Candi Borobudur. Upaya ini termasuk pembersihan rutin, penelitian arkeologi, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
Kesimpulan
Sejarah pembangunan Candi Borobudur adalah bukti nyata dari kehebatan arsitektur dan spiritualitas masyarakat Jawa kuno. Candi ini tidak hanya menjadi simbol agama Buddha tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
Dengan memahami sejarah dan makna filosofisnya, kita dapat lebih menghargai warisan dunia yang luar biasa ini. Candi Borobudur tetap menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengeksplorasi keindahan dan sejarah Nusantara.